BacaJuga: Informasi Pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji, Bandung Barat. POS 3 ke POS 4. Sejenak istirahat di POS 3, sekaligus menyiapkan stamina. Karena konon trek Gunung Salak yang sebenarnya dimulai dari sini. Dan benar saja, beranjak sedikit dari POS 3 kami sudah dihadapkan dengan tanjakan-tanjakan dan jalur yang menyebalkan.
sumber gambar denden2353 instagram Gunung Burangrang merupakan salah satu sisa dari hasil letusan besar Gunung Sunda di Zaman Prasejarah. Ketinggian dari Gunung Burangrang mencapai sekitar meter diatas permukaan laut. Gunung ini adalah gunung api mati yang terdapat di Pulau Jawa. Lebih tepatnya letak Gununh Burangrang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung, Jawa ini berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu. Untuk menuju ke Gunung Burangrang sebenarnya ada 4 jalur yaitu Legok Haji, Pasir Kuning, Komando, dan Masjid. Namun jalur Komando dan Masjid sudah ditutup dan tidak dipergunakan lagi. Hanya bisa melalui jalur Legok Haji atau Pasir Kuning. Transportasi menuju Gunung Burangrang Untuk menuju Desa Pasirlangu tidak tersedia angkutan umum. Namun ada beberapa angkot yang melayani rute dari Kota Cimahi dan Bandung Barat menuju Sekolah Polisi Negara SPN berdampingan dengan pasar Cisarua. Tempat ini merupakan pemberhentian paling dekat dengan Legok Haji. Setelah sampai di SPN, para pendaki bisa menumpang mobil bak terbuka atau menyewa ojek di sekitar pasar untuk menuju Pasirlangu. Namun jika menggunakan kendaraan pribadi, bisa melewati ruas Jalan Raya Cimahi sebelum kemudian berbelok ke Jalan Kolonel Masturi. Postingan Direkomendasikan Setelah sampai di SPN para pendaki bisa masuk ke jalan pasar dan berbelok ke kanan mengikuti arah menuju jalur Pasirlangu. Pendakian Gunung Burangrang sumber gambar gungun_gunawan49 instagram Basecamp Legok Haji merupakan sebuah warung yang terletak di ketinggian meter diatas permukaan laut. Untuk menuju basecamp ini para pendaki bisa menggunakan kendaraan roda dua, dengan biaya parkir sebesar Rp. per motor. Namun jika para pendaki membawa mobil bisa parkir mobil di rumah warga sebelum memasuki basecamp. Biaya simaksi pendakian para pendaki hanya perlu membayar seikhlasnya saja per orang. Jalur Legok Haji memiliki 4 pos pendakian di sepanjang jalurnya. Dari basecamp kurang lebih 25 meter terdapat percabangan jalur, dimana jalur tersebut jika ke arah kanan akan menuju Curug Cipalasari. Jika menuju ke arah kiri ke jalur pendakian Gunung Burangrang. Setelah berjalan selama 5 menit dari basecamp, para pendaki akan tiba di area Tanah Mati. Tempat tersebut sering di gunakan sebagai perkemahan dengan tanaman hijau di kanan dan kiri area. Kemudian setelah berjalan selama 22 menit, tibalah di pos 1. Di sepanjang jalur pendakian via Legok Haji ini para pendaki tidak akan menemukan shelter. Penanda dari pos 1 ini yang berupa papan kayu dengan bertuliskan pos 1. Jalur menuju pos 1 vegetasi belum tampak rapat dengan trek yang masih landai dan tidak terlalu menanjak. Setelah itu lanjutkan perjalanan menuju pos 2. Untuk menuju pos 2 sudah mulai tampak tanjakan-tanjakan yang ringan. Ciri dari tanjakan Gunung Burangrang memiliki khas yaitu berada diantara akar-akar pepohonan. Di jalur ini vegetasi tanaman sudah nampak rapat dan sudah mulai masuk ke dalam hutan. Waktu tempuh dari pos 1 menuju pos 2 yaitu sekitar 15 menit. Sayangnya tidak terdapat lahan untuk digunakan mendirikan tenda dan beristirahat baik di pos 1 maupun pos 2. Lanjutkan perjalanan menuju pos 3. Waktu tempuh dari pos 2 menuju pos 3 hanya sekitar 30 menit. Mulai dari pos 2 menuju pos 3 menuju pos 4 tidak terlihat pemandangan, hanya ada jalur yang terus menanjak diantara akar-akar pohon. Sebaiknya para pendaki harus lebih berhati-hati karena jalurnya licin. Saat melintasi jalur pendakian terdapat beberapa titik yang rawan sekali terpeleset sebab di perkirakan banyak para pendaki menjadikan jalur tersebut untuk perosotan ketika turun dari puncak gunung. Hal ini menyebabkan jalur tersebut menjadi rusak dan licin. Akibatnya para pendaki yang hendak naik menjadi kesusahan. Sebaiknya para pendaki tidak melakukan perosotan ketika hendak turun dari puncak gunung. Kemudian lanjutkan perjalanan menuju pos 4. Setelah berjalan sekitar 35 menit tibalah para pendaki di pos 4. Pos 4 ini merupakan sebuah area datar namun tempat ini tidak terlalu luas sehingga tidak cocok untuk beristirahat. Tempat ini hanya bisa mendirikan 1 tenda. sumber gambar sidiklsmn instagram Lanjutkan perjalanan menuju puncak Gunung Burangrang. Dari pos 4 menuju puncak memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan. Di beberapa titik menuju puncak treknya landai namun di sisi sampingnya terdapat jurang yang dalam, berhati hatilah jika melintasi jalur ini. Dan akhirnya para pendaki tiba di puncak Gunung Burangrang. dari basecamp menuju puncak hanya memerlukan waktu sekitar 3 jam perjalanan. sumber gambar gugun_gunawan49 instagram Puncak gunung ini di tandai dengan tugu yang bewarna merah putih. Di atas puncak terdapat pemandangan Gunung Tangkuban Perahu dan tampak terlihat awan yang mengelilingi gunung. Puncak Burangrang ini hanya berupa tanah lapang seluas lapangan badminton. Tidak jauh dari tugu tersebut terdapat sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta. Puncak Gunung Burangrang terdapat juga jalur persimpangan Pasir Kuning. Jika ingin turun dari puncak arah kanan menuju jalur Pasir Kuning dan arah kiri menuju jalur Legok Haji. Di puncak terdapat area camp hanya membutuhkan waktu tempuh sekitar 3 menit untuk menuju area tersebut. Namun meskipun bisa untuk camp jalur menuju ke arah tersebut berkabut dan sangat riskan karena kanan dan kiri jalur terdapat jurang.
Lokasibasecamp gunung berada di Legok Haji, tidak jauh dari dusun bambu, salah satu tempat wisata di bandung. Meskipun trek tidak landai, dan cukup curam di beberapa titik, tapi saya rasa trek pendakian gunung burangrang cocok untuk pemula. Lama pendakian gunung ini sekitar 4 jam 30 menit dari Legok haji.
Facts Photos Bagging It! Burangrang is the westernmost of the 2000-metre high peaks north of Bandung. Along with Tangkuban Parahu and Bukittunggul it is the remnants of the ancient Mount Sunda. Burangrang makes an excellent ridge walk and is a very popular mountain given its proximity to the city of Bandung. It is also rather challenging in places. There are two main routes up onto the ridge – from the east at the col known as Pintu Angin and from the south at the tiny village of Legok Haji. At over 1,500m above sea level, Pintu Angin separates Burangrang from neighbouring Tangkuban Parahu. There is a stony track leading from Parompong all the way up to the col and beyond to the beautiful lake of Situ Lembang. Unfortunately this area is used for military exercises and is often closed. Even hikers wishing to climb Burangrang are now asked to request permission’ from Indonesia Special Forces in advance. Therefore it is much better to climb from the south at Legok Haji and either descend the same way or simply claim ignorance at the small building when you descend to Pintu Angin! To get to Legok Haji 1,235m, it is best to take an ojek for the short 3 or 4 km trip from Cisarua. The trail starts at the end of the village track and leads up to the right past some graves and up along a delightful grassy ridge offering a fabulous panorama in all directions. The friendly villagers will point you in the direction if you are lost. After less than an hour you will enter the forest at about 1,450m and encounter a few steep, muddy sections of trail where the use of your hands is required. There are a couple of flattish areas suitable for camping Pos 1 – 1,618m, and Pos 2 – 1,742m but there isn’t much point considering this trail leads directly up to the highest point of the Burangrang ridge and you can be at the top in 2-3 hours total. Just before the summit is an area of recent landslide. Take care both here and on the summit ridge itself as the drops are often several hundred metres! Finally you will reach the grassy top crowned with one of the largest summit pillars in Indonesia. The panorama is superb – Kawah Sunda Purba the ancient Mount Sunda crater to the north, the lake of Situ Lembang visible to the Northeast and the outskirts of the city of Bandung to the south. There is enough space for one tent next to the summit pillar but a better place is just three minutes walk east along the ridge just before a small memorial, presumably to a local climber. This second spot is large enough for 2 or 3 tents and offers even better views of Situ Lembang lake. You can return to Legok Haji in two hours or if you’re feeling adventurous you can explore the eastern part of Burangrang ridge and descend to Pintu Angin. However do be aware that getting an ojek from Pintu Angin is pretty much impossible and you would have to walk for another hour to the ojek post at the end of the stony track in Parompong. After the small memorial stone the ridge descends steeply and suddenly and there is even a short section where you can use a thin rope to help you. The views here are fabulous – a sheer drop on the northern side offering excellent views of other minor peaks that are part of the same mountain range. Beyond the rope section the trail ascends to Burangrang’s eastern top approx. 2,033m, although the main trail actually circumnavigates it. After the eastern top, the trail is steep and muddy as you head down via numerous minor tops to eventually find yourself in pine woodland 1,606m at the base of the mountain. From here head out to the stony track at Pintu Angin 1,533m and walk down towards Parompong where you will be able to find an ojek back into Bandung. Bagging information by Daniel Quinn November 2011 Trail Map For a high quality PDF version of this and other trail maps, please download from our Trail Maps page. Local Accommodation Practicalities Getting there For Legok Haji, head from Bandung to Cimahi and turn up the hillside towards Cisarua. From Cisarua take an ojek or drive along the final 4km of village tracks to Legok Haji difficult to find parking spaces here. For Pintu Angin, drive from Bandung to Parompong and the up the stony track which leads all the way to Situ Lembang lake. Angkots are also available to both Cisarua and and GPS Tracks Want a PDF version for your phone? Looking for a guide? Need GPS tracks and waypoints? Gunung Burangrang information pack can be downloaded planning assistance Would you like Gunung Bagging to personally help you in arranging your whole trip? Please contact us You are supposed to request permission in advance if climbing from Pintu Angin. No permits or official permission required if you hike from Legok Haji so it’s a much better starting sources No water sources found – take enough with you. Local Average Monthly Rainfall mm Location Links and References Wikipedia Indonesia
4 Gunung Sindoro 5. Gunung Slamet a. Bambangan b. Baturaden Jawa Barat : 1. Gunung Papandayan 2. Gunung Haruman 3. Gunung Burangrang a. Pos Komando b. Legok Haji 4. Gunung Bukit Tunggul Pasirangling-Suntenjaya 5. Gunung Gede Pangrango a. Gunung Putri b. Cibodas c. Selabintana d. Geger bentang 6. Gunung Salak a. Cidahu b. Curug Nangka 7. Gunung
27 June 2020 0721 dok. Instagram/nurrizqi_28 — Jalur pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji resmi dibuka kembali mulai Jumat, 26 Juni 2020. Gunung yang berada di Bandung Utara, Jawa Barat dengan ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl itupun menerapkan persyaratan yang harus ditaati oleh para calon pendaki. Mengutip dari akun instagram mt_burangrang, berikut ini beberapa persyaratan yang harus ditaati dan dilengkapi untuk mendaki Gunung Burangrang via Legok Haji di masa kenormalan baru. 1. Wajib memakai masker, 2. Membawa hand sanitizer masing-masing, 3. Membawa surat kesehatan dari Puskesmas, 4. Tidak sedang flu, batuk atau demam, 5. Alat makan dan minum perorangan, 6. Membawa kartu identitas 1 orang 1 identitas, 7. Setiap 1 regu berisi 10 orang, dan jika lebih dari 20 orang diberangkatkan 2 kloter atau lebih, 8. Tenda kapasitas 4 orang untuk 2 orang, 9. Untuk menginap di Basecamp akan dibatasi, 10. Perlengkapan pendakian dan prosedur Basecamp yang sudah ada tetap berjalan. MC/PC
GunungBurangrang bisa didaki oleh pemula maupun professional. Sebelum mendaki Gunung Burangrang, simak informasinya berikut ini yuk! Jika pendakian dilakukan via Legok Haji, rute yang ditempuh melewati Sekolah Kepolisian Cisarua, kemudian dilanjutkan lewat Jalan Situ Lembang, dan tiba di Legok Haji. Perjalanan akan lebih mudah jika
Info Lengkap Pendakian Gunung Burangrang, Summit ke dua di Tanah Bandung Gunung Burangrang merupakan sebuah gunung api mati yang terdapat di bandung, Indonesia. Gunung Burangrang mempunyai ketinggian setinggi meter diatas permukaan laut. Gunung ini merupakan salah-satu sisa dari hasil letusan besar Gunung Sunda di Zaman Burangrang bersebelahan dengan Gunung Sunda. Gunung ini terletak antara perbatasan bandung, cimahi dan purwakarta, serta juga berseberangan dengan gunung tangkuban sukses mencaai summit bandung pertama, yaitu gunung manglayang, Pada tanggal 5 dan 6 November 2016 kemarin, saya dan kakak saya melakukan pendakian ke gunung burangrang via jalur Legok berdua berangkat dari Jakarta dengan menggunakan sepeda motor, karena memang bermaksud untuk mengirit waktu dan biaya meskipun tenaga cukup terkuras selama Burangrang Dan kali ini, Tim Bm akan menceritakan secara mendetail mengenai catatan pendakian gunung burangrang via legok haji, mulai dari transportasi, simaksi, pendakian, hingga estimasi biaya / Perjalanan Jakarta - Legok HajiSeperti sudah diceritakan sebelumnya, kami mengendarai sepeda motor dari jakarta menuju basecamp legok haji yang berada di kecamatan cisarua. Perjalanan kami melalui jalur kosambi curug dan lalu menuju rute yang kami lalui Jakarta - Karawang - Kosambi Curug - Purwakarta - Jl. Raya Purwakarta - Jl. Cihaliwung - Jl. Raya Cimahi - Belok kiri menuju ke Jl. Kolonel Masturi - Setelah sekitar 40 menit ada Sekolah Polisi Negara SPN Cisarua, ambil arah ke kiri tepat di persimpangan SPN Cisarua. Lalu cari jalan menuju tugu, jalannya agak sempit. Tidak lama dari situ, akan sampai di desa Pasir saya lupa menanyakan soal transportasi umum yang bisa digunakan untuk menuju ke kampung legok haji, pasir langu ini. Tapi saya sempat memperhatikan beberapa kendaraan umum yang bisa menuju burangrang, yang terdekat adalah menggunakan kereta api jurusan stasiun Cimahi, Dari situ, naik angkot warna hijau dan minta turun di pertigaan Jl, Kolonel Masturi. Lalu naik angkot warna kuning dengan pintu di belakang, tapi tanyakan terlebih dahulu apakah bisa antar sampai Sekolah Polisi Negara atau bisa, tarifnya sekitar 10 ribu. Dari pertigaan SPN, tidak ada lagi kendaraan umum. Tapi sepertinya masih bisa menumpang truk pengangkut tanah menuju persimpangan tugu. Lalu dilanjutkan menaiki pick up menuju desa pasir langu. Pendaftaran PendakianUntuk mendaki gunung burangrang, belum ada pengelolanya secara resmi. Bahkan basecamp pun tidak ada. Sebenarnya ada beberapa cabang jalur yang bisa ditempuh saat sudah berada di kampung legok sendiri memilih jalur dekat perkebunan cabai, karena memang saat itu saya kurang paham dengan jalur yang biasa digunakan pendaki. Akhirnya saya bertemu dengan satu rumah terakhir sebelum sinilah saya bertemu dengan seorang kakek yang biasa mengantar para pendaki gunung burangrang ke jalur pendakian cepat tanpa melewati tanah mati. Tarifnya Rp. sebenarnya seikhlasnya karena beliau hanya mengantar beberapa puluh meter Pendakian Gunung BurangrangAwal PendakianSetelah kami packing ulang barang bawaan kami, kami langsung diantar kakek tersebut menuju jalur pendakian legok haji. Kami dituntun menuju jalur pendakian yang lebih cepat katanya, karena tanpa melewati jalur tanah setelah sekitar 10 menit berjalan, kami dilepas di sebuah area padang ilalang yang biasa digunakan untuk tempat makan hewan dari padang tersebut, kami berjalan menuju trek berikutnya. Perlu diketahui bahwa di jalur pendakian legok haji ini tidak ada petunjuk arah ataupun penanda POS. Jadi hanya jalan setapak yang sudah ada. Kami sangat berterimakasih kepada kakek tersebut, karena memang di awal trek tersebut beliau mengantar kami, kalau tidak diantar mungkin kami sekitaar 20 menit kami mendaki, tantangan awal pendakian gunung burangrang sudah terasa. Kami ditantang oleh jalur pendakian yang mengharuskan kami berjalan merangkak!Yap, hal itu terpaksa dilakukan karena memang disisi kiri dan kanan ditumbuhi tanaman liar yang berduri tajam yang menjalar sampai ke atas treknya cukup sulit dan menghabiskan waktu yang cukup lama dengan jarak tempuh sekitar 100 meter. Kaos dan tas carrier yang saya gunakan juga sampai robek, juga tangan yang menimbulkan beberapa luka karena terkena duri tanaman lepas dari tantangan pertama, jalur pendakian burangrang selanjutnya tidak terlalu menanjak. Tapi jalanannya tidak ada penunjuk arah sehingga agak sulit untuk mengetahui kemana jalan yang itu, nampaknya gunung ini belum ramai didaki oleh orang. Terbukti sepanjang perjalanan kami mendaki, tidak ditemui satupun pendaki satu jam berlalu, akhirnya kami menemukan tantangan selanjutnya. Trek gunung ini ternyata memang ekstrim, selain harus melalui trek dengan tumbuhan berduri, di trek lainnya pun kami harus menaklukan tanjakan-tanjakan yang berlumut dan miring. Kami cukup kesulitan saat mendaki karena tidak ada bantuan akar pendakian sampai puncak, kami menemui jalanan seperti itu. Waktu tempuh yang kami habiskan adalah 4 jam untuk sampai puncak, sudah termasuk menurut warga setempat, mereka hanya menghabiskan waktu 2,5 jam untuk sampai puncak D. Mungkin karena kami lamban dan banyak istirahat ya DPesona Puncak BurangrangMaaf DSejujurnya, puncak gunung burangrang tidak bergitu bagus dibandingkan dengan gunung cikuray, merbabu ataupun ciremai. Tidak saya temui indahnya berada di atas awan. Hanya saja, pemandangannya sangat enak dilihat dengan tebing-tebing dan bukit-bukit juga danau yang terlihat jelas dari puncak bayangan maupun puncak. Pemandangannya hampir mirip tebing keraton, pendaki yang ingin melakukan tik tok, bisa banget kok. Atau yang ingin menginap, bisa mendirikan tenda di puncak Biaya Mendaki Gunung BurangrangSeperti biasa, kami akan membagikan informasi biaya mendaki gunung burangrang. Biaya ini relatif ya, ini hanya kisaran biaya yang kami keluarkan. Sebagai informasi, kami hanya beranggotakan 2 orang pendaki saja, dan berangkat mendaki dari JakartaLogistik Rp. Bensin sepeda motor Jakarta - Burangrang PP Rp. tinggal dibagi kalau boncengan Biaya simaksi Rp. Tinggal dibagi Makan perjalanan Jkt - Bandung Rp. Nah, itu sedikit penjabaran biaya yang kami keluarkan. Silahkan sesuaikan dengan kelompok anda saja ya Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Mendaki Gunung Burangrang via Legok HajiAda beberapa hal yang kami akan bagikan kepada pembaca yang ingin mendaki gunung yang berada di area Cimahi, Bandung dan Purwakarta 3 Jalur pendakian yang bisa digunakan, yaitu via legok haji, via jalur komando, dan via purwakarta. Tidak ada sumber air selama pendakian, jadi usahakan bawa air secukupnya dan sesuaikan dengan kelompok anda. Saya menyarkan menggunakan kendaraan pribadi saja, karena agak susah mencari kendaraan umum. Mendaki bersama kelompok, karena gunung ini masih sepi pendaki. Jalurnya licin dan berlumut, disarankan menggunakan sepatu gunung yang safety. Menggunakan lengan panjang saat mendaki via legok haji, karena banyak ditemui tumbuhan liar yang berduri. Nah, itu dia sedikit cerita perjalanan kami saat mendaki gunung burangrang. Alhamdulillah selamat sampai tujuan, dan pulang dengan sehat. Ada yang pernah mendaki gunung burangrang? Yuk komentar di bawah Maaf, foto yang diposting sedikit karena memori kamera rusak. Cuma ada beberapa foto selfie ajah pBaca jugaFoto-Foto Keindahan Wisata Alam Tersembunyi di Kabupaten Ponorogo 5 Tipe Pendaki Gunung, Kamu Termasuk Yang Mana?
Nah Areingers. Jalur pendakian gunung Burangrang ini ada 3 jalur, yaitu lego haji, Pos Komando dan Pangheotan. Dimana masing-masing dari jalur ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Jalur pendakian yang paling cepat dari ketiga jalur tersebut adalah jalur Legok Haji. Seperti pada umumnya, jalur yang paling cepat ditempuh pasti memiliki Skip to content Paket WisataRental MobilSewa Bus PariwisataSewa MotorKontakTravel Blog Gunung Burangrang Mengisi waktu liburan di gunung tak hanya bisa dilakukan oleh para pendaki saja. Anda yang bukan pendaki pun bisa melakukannya loh. Seperti liburan di Gunung Burangrang ini. Wisata gunung ini terletak di sisi Utara pusat Kota Bandung. Jika dilihat dari posisi, gunung ini bersebelahan dengan wisata Gunung Tangkuban Perahu. Sayangnya keindahan alamanya dulu sering terlupakan, padahal view Situ Lembang yang cantik dapat terlihat dengan jelas dari puncak. Penasaran ada daya tarik apa saja di wisata gunung ini? Sebelum membahas soal daya tarik, mari simak info sekilas tentang gunung yang satu ini. Sekilas Tentang Gunung Burangrang Gunung Burangrang adalah satu dari rangkaian gunung di kawasan pegunungan Sunda. Dahulu, pegunungan Sunda Purba mengalami erupsi dan melahirkan beberapa gunung yang mengelilingi tanah Pasundan. Salah satu gunung yang muncul pasca erupsi adalah gunung ini. Situs gunung ini mungkin kurang populer. Meski demikian publik sangat penasaran dengan tempat wisata Bandung paling hits yang satu ini. Tak sedikit dari mereka penasaran dengan menanyakan hal-hal kecil terkait dengan gunung ini. Misal berapa mdpl ketinggian gunung ini, apakah punya kawah, daya tarik apa saja yang ada di gunung ini, dst. Menurut info dari data pegunungan di Provinsi Jawa Barat, ketinggian gunung ini mencapai mdpl. Dengan ketinggian yang lumayan ini, gunung ini tidak sering menjadi pilihan utama untuk wisata pendakian. Padahal lokasinya dekat dengan Kota Bandung dan Purwakarta. Salah satu titik akses yang sering jadi favorit wisatawan adalah via Legok Haji. Nah, dari titik Legok Haji ini, wisatawan nantinya akan mendapat suguhan view alam yang menawan. Kunjungi juga tempat populer di Jawa Barat yang lagi hits seperti Farmhouse Lembang Bandung. Daya Tarik Gunung Burangrang Ada beberapa alasan mengapa wisata gunung ini masuk dalam rekomendasi daftar wisata alam yang menarik untuk Anda kunjungi. Pertama, gunung ini masih menyimpan misteri yang selalu membuat para wisatawan sangat penasaran. Kedua, objek wisata gunung ini menawarkan pengalaman wisata yang berbeda. Misteri Berbicara soal misteri gunung ini, ada kaitannya dengan kisah legenda gunung ini sendiri, tepatnya legenda terbentuknya gunung ini. Konon, ini masih ada hubungannya dengan Legenda Sangkuriang. Anda tentu tak asing dengan legenda ini, bukan? Menurut kisah tersebut, Sangkuriang menendang perahu yang kemudian berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sedang pohon yang tak lain adalah material perahu juga ikut terlempar dan menjadi Gunung Bukit Tunggul yang terletak di wisata Lembang. Sementara ranting yang ikut terlempar berubah menjadi gunung ini. Panorama Alam yang Asri Semua wisata gunung pasti menawarkan keindahan pemandangan pegunungan yang memanjakan mata. Termasuk gunung ini. Anda dapat menikmati keindahan di sekitar tempat Anda berdiri. Dan puncak menjadi spot yang paling tepat untuk menyaksikan panorama alam sekitar. Puncak gunung ini sendiri tak begitu luas, hanya sekitar 25 meter persegi. Di puncak ini, terdapat Tugu Triangulasi putih dengan tinggi meter. Nah, dari area tugu ini Anda dapat melihat betapa cantiknya Kota Bandung, Kawah Putih, dll. Tak hanya itu saja, Anda juga bisa menyaksikan kawasan perbukitan dan juga gunung-gunung yang ada di Jawa Barat. Pemandangan ini terlihat semakin indah dengan hiasan atap langit biru plus gumpalan-gumpalan awan putihnya. Dapatkan dan rasakan pengalaman seru ini dengan mendatangi tempat wisata alam ini. Optimalkan momen liburan Anda dengan mendatangi tempat wisata terdekat. Fasilitas Wisata Gunung Burangrang Tersedia sejumlah fasilitas yang bisa memberikan kenyamanan kepada para wisatawan selama liburan di tempat ini. Meski tak banyak, fasilitas-fasilitas ini bisa Anda gunakan dengan layak. Seperti fasilitas area parkir yang cukup luas. Fasilitas lainnya adalah mushola sederhana yang bisa Anda gunakan untuk tempat sholat, baik sholat berjamaah maupun sholat seorang diri. Anda juga tak perlu khawatir jika perut Anda lapar tapi Anda kehabisan bekal. Ada warung makan di sekitar jalur Legok Haji. Warung makan ini hanyalah warung kecil tapi menjual makanan yang cukup lengkap. Salah satu menu wajibnya adalah Mie Kocok Bandung, salah satu makanan khas Bandung legendaris yang cocok Anda nikmati di tempat dingin. Fasilitas yang terakhir adalah camp area. Di sini, Anda bisa mendirikan tenda. Manfaatkan momen camping asik ini dengan menikmati malam bersama sahabat, pasangan, atau keluarga. Nuansa tenang begitu terasa di sini. Semakin malam, udara akan terasa semakin dingin. Oleh karenanya, siapkan secangkir minuman hangat sebagai teman’ camping Anda. Jangan lupa suguhkan salah satu oleh-oleh khas Bandung untuk pacar, bolen Bandung, sebagai pelengkap minuman hangat Anda. Rasanya yang legit pastinya cocok untuk minuman kopi hangat Anda. Harga Tiket Masuk Gunung Burangrang Tidak mahal untuk bisa melakukan kegiatan wisata petualang di sini. Tarif retribusi tiket masuk dan juga tarif parkir kendaraan relatif terjangkau. Berikut informasi terbarunya Retribusi Tarif Tiket Masuk per orang Parkir Motor per unit Parkir Mobil per unit Lokasi dan Rute Menuju Gunung Burangrang Untuk Anda yang ada agenda untuk menjajal keseruan wisata alam di gunung ini, silahkan catat alamat lengkapnya, yaitu Pasanggrahan, Bojong, Purwakarta, Jawa Barat. Jika dari Bandung, wisata gunung ini bisa diakses melalui beberapa jalan utama seperti Jalan Sersan Bajuri. Di sepanjang jalan protokol ini, Anda dapat dengan mudah menemukan pusat wisata kuliner Bandung terdekat. Hampir semua jajanan terkenal Bandung dijajakan di sini. Batagor Bandung, misalnya. Bisa juga memilih Jalan Jenderal Sudirman lalu lanjut ke Jalan Kolonel Masturi sebagai alternatif terbaiknya. Anda bisa gunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa bagi Anda yang belum memiliki kendaraan pribadi. Salsa Wisata dapat menjadi rekomendasi jika Anda memerlukan layanan paket sewa mobil murah namun berkualitas. Ada banyak pilihan tipe mobil yang bisa Anda sewa. Salah satunya adalah Fortuner VRZ yang tergabung dalam layanan paket sewa mobil Elf Bandung. Tipe mobil ini pastinya cocok untuk trek perbukitan dan pegunungan. Jam Operasional Layaknya wisata gunung pada umumnya, gunung ini dibuka untuk kegiatan pendakian dan wisata selama 24 jam. Jadi siapapun bebas berkunjung di pagi, siang, atau malam hari. Mengingat aksesnya yang cukup sulit dan fasilitasnya yang tak begitu lengkap, pastikan Anda tetap menikmati detik demi detik liburan Anda dengan menggunakan layanan paket wisata yang tepat. Salah satu rekomendasi yang terbaik adalah paket family gathering ke Bandung dari Salsa Wisata. Itulah info singkat mengenai wisata Gunung Burangrang. Tempat ini bisa jadi alternatif untuk Anda yang mengidamkan pengalaman liburan yang berbeda dan lebih menantang. Related PostsBagikan Artikel Ini Ke Page load link GunungBurangrang mempuyai ketinggian 2064 MDPL, terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung. Lokasi awal pendakian dimulai dari Basecamp Legok Haji dengan ketinggian sekitar 1400 MDPL. Tidak ada patokan harga yang ditentukan (sukarela), cukup membayar biaya parkir kendaraan (sepeda motor) sebesar Rp. 10.000. Adakah yang pernah mendengar nama Gunung Burangrang? Atau mungkin baru tau namanya saja? Gunung satu ini memang jarang terdengar di obrolan para pendaki atau bisa dibilang kurang populer. Tak banyak para pendaki yang datang untuk mendaki Gunung Burangrang atau setidaknya kebanyakan hanya dari kalangan para pengunjung hebat Gunung Sunda Purba sekitar tahun silam menghasilkan kaldera yang sangat luas, yang bernama cekungan Bandung. Tepi-tepi kaldera inilah yang kemudian menumbuhkan gunung-gunung baru, seperti Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, Gunung Bukit Tunggul, Gunung Manglayang dan masih banyak yang lainnya. Gunung Burangrang tidak kalah bagus dengan gunung-gunung lainnya lho. Apalagi jika menilik hingga ke asal usulnya, gunung api mati yang berada di perbatasan kabupaten Bandung Barat dan kabupaten Purwakarta ini sangat menarik sekali. Kawan-kawan pasti tahu dong Gunung Tangkuban Parahu? Nah Gunung Burangrang ini saudara kandungnya. Mereka sama-sama terbentuk hasil dari letusan Gunung Sunda Purba, gunung raksasa di jaman prasejarah yang menjadi atap bumi parahyangan. Konon Gunung Sunda Purba memiliki ketinggian lebih dari 4000 mdpl dan menjadi gunung paling tinggi di Jawa kala itu. Versi lain dari cerita leluhur, Gunung Burangrang sering dikaitkan dengan cerita legenda Sangkuriang. Layaknya Gunung Tangkuban perahu, Gunung Burangrang ini konon katanya adalah bagian ranting pohon yang dilempar Sangkuring. Rangrang sendiri dalam bahasa sunda berarti ranting. Mitos ini semakin dikuatkan dengan bentuk dari Gunung Burangrang dari kejauhan yang seperti gerigi. Selain Burangrang dan Tangkuban Parahu ada lagi satu gunung yang juga sering dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yaitu Bukit Tunggul, Konon katanya terbentuk dari tunggulnya atau akar dari pohon yang digunakan Sangkuriang dalam membuat perahu. Wallahu alam. Terlepas dari pamornya yang kurang terkenal, tapi cukup menarik bukan gunung yang satu ini? Selanjutnya saya akan coba ulas mengenai info pendakian Gunung Burangrang yang mungkin bisa memberikan informasi untuk kawan-kawan yang hendak kesana. Ulasan ini saya rangkum sesuai pengalaman saya mendaki Gunung Burangrang beberapa waktu lalu. Baca Juga Info Pendakian Gunung Gede via Gunung Putri Pendakian Gunung Burangrang via Legok Haji Pendakian saya lakukan sekitar awal bulan April. Saya dan kawan berangkat menuju salah satu basecamp pendakian Gunung Burangrang yang bernama basecamp Legok Haji. Sebenarnya ada beberapa basecamp untuk pendakian Gunung Burangrang selain Legok Haji, yaitu ada Tanjakan Mentari, Pos Komando, dan Pangheotan. Semuanya berlokasi di Bandung Barat. Tapi Legok Haji menjadi basecamp Burangrang yang paling populer dan sering menjadi pilihan para pendaki. Bacecamp Legok Haji berlokasi di kp. nyalingung, Ds. Tugumukti, Kec. Cisarua, Kab. Bandung Barat. Untuk menuju kesana cukup mudah dan tidak membingungkan. Dari kota Bandung menuju arah Lembang, sebelum pusat kota Lembang berbelok ke arah Cisarua. Set saja di maps "Burangrang via Legok Haji atau Curug Cipalasari" cukup akurat kok. Menjelang sampai lokasipun ada banyak petunjuk arah, sehingga sangat memudahkan. Saya saja yang pertama kali kesana gak nyasar kok. Ketika sudah memasuki perkampungan, yaitu kp. Nyalindung, jalan semakin menyempit dan sedikit rusak. Apalagi saat hampir sampai lokasi jalan berupa gang kecil. Jadi saya sangat merekomendasikan untuk datang menggunakan motor saja. Jika pakai mobil, mungkin harus parkir agak jauh dan berjalan kaki cukup jauh untuk sampai di lokasi basecamp. Tiba saatnya motor yang saya kendarai memasuki gang yang hanya cukup 1 motor itu. Gang tanah yang kalau hujan dijamin becek dan licin. Tinggal sedikit lagi dari pintu masuk gang, saya sampai di gapura selamat datang. Gapura Selamat Datang Gambar Selain untuk basecamp pendakian, lokasi ini juga sebagai pintu masuk menuju salah satu air terjun di kaki Gunung Burangrang, yaitu Curug Cipalasari. Di sekitar basecamp juga terdapat camping ground yang digunakan untuk berkemah santai tanpa harus mendaki. Biasanya kalau akhir pekan selalu penuh oleh pengunjung. Begitupun saya yang saat itu memilih berkemah di campground dekat basecamp untuk selanjutnya melakukan pendakian tektok pergi-pulang ke Gunung Burangrang. Kenapa begitu? Alasannya ya karena lagi pengen aja, mendaki tanpa membawa beban. Apalagi katanya trek Gunung Burangrang ini lumayan susah. Ya, keuntungan dari mendaki tektok atau PP yaitu kita bisa meminimalisir barang bawaan, salah satunya karena tidak perlu membawa peralatan berkemah seperti tenda, sleeping bag, logistik yang biasanya menuhin dan beratin carrier. Kita cukup mendaki dengan membawa keperluan yang penting saja seperti air mineral, makanan ringan, jas hujan, dan lainnya. Simple bukan? Meskipun begitu, untuk sebagian orang mungkin kurang suka melakukan pendakian seperti ini. Alasannya mungkin karena merasa kurang afdol aja. Misalnya, jadi kurang merasakan sensasi mendaki, atau jadi melewatkan moment sunset dan sunrise dari puncak gunung kalau cuaca mendukung. Kembali lagi ke selera masing-masing. Saya juga sebenarnya baru kali ini mendaki tektok, biasanya selalu ingin camp di atas gunung. Oh iya, untuk simaksi atau HTM pendakian Gunung Burangrang ini sangat terjangkau ya, yakni cukup membayar saja per orangnya. Area camping ground dekat basecamp Legok Haji Memulai Pendakian Tektok ke Gunung Burangrang, Treknya Cabe Rawit! Subuh itu sekitar pukul 430 pagi, saya dan teman terbangun dari tidur. Suhu rasanya tidak terlalu dingin, tapi setelah lepas sleeping bag ternyata cukup menusuk juga. Meski agak mager, kami paksakan menuju toilet satu-satunya yang ada di camping ground sekitar basecamp Legok Haji itu. Kami segera bersih-bersih, cuci muka, sikat gigi dan ambil wudhu. Selesai shalat dan berganti pakaian, kami lanjut siap-siap untuk segera memulai pendakian tektok ke puncak Gunung Burangrang. Tidak banyak yang perlu di siapkan, kami hanya membawa 1 daypack yang berisi air, snack, dan jas hujan. Begitulah enaknya tektok, gak perlu bawa macem-macem. Kamipun memulai pendakian sekitar pukul 616 pagi. Perjalanan dari Campground ke Pos 1 Kami berencana untuk mendaki santai saja ke puncak Burangrang, bukan mau summit ngejar sunrise. Hehe. Apalagi udah dapet bocoran katanya beberapa hari ini dipuncak selalu berkabut, karena kebetulan masih musim hujan. Jadi santai aja deh. Berangkat agak siang juga gak apa-apa. Lokasi campground tempat kami memulai pendakian berada di ketinggian ± 1300 mdpl. Trekking dimulai dengan menaiki anak tangga. Lumayan panjang tapi masih oke lah, apalagi kaki masih seger sehingga tidak perlu waktu lama untuk sampai ke ujung tangga. Lepas melewati anak tangga, jalanan masih manusiawi. Meski menanjak dengan vegetasi semak belukar, tapi pijakan masih jelas. Setelah berjalan ± 180 meter, sampailah kami di POS 1 sekitar pukul 0628. Hanya perlu 12 menit saja untuk sampai ke POS 1 di ketinggian ± 1420 mdpl ini. POS 1 Gunung Burangrang via Legok Haji POS 1 ini berupa tanah datar yang tidak terlalu luas. Hanya terdapat satu tempat duduk kayu yang bisa dijadikan tempat istirahat oleh para pendaki. Tidak ada lahan untuk mendirikan tenda di pos ini. Dari POS 1 terlihat pemandangan kota di kejauhan berpadu dengan matahari terbit dan kabut-kabut tipis pagi itu. Syahdunya... POS 1 ke POS 2 Karena belum terlalu capek, kami tidak istirahat di POS 1 ini dan langsung saja melanjutkan perjalanan ke POS 2. Trek dari pos 1 masih terus menanjak dengan elevasi 30-40 derajat. Dari sini kita sudah memasuki pintu rimba atau batas hutan. Jarak dari POS 1 ke POS 2 ±200 meter dengan hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit. Pukul 0643 kami sampai di POS 2 ketinggian ± 1500 mdpl. Baca Juga Panduan Lengkap Berkemah di Gunung Bromo POS 2 Gunung Burangrang via Legok Haji Sama halnya seperti POS 1, POS 2 ini berupa lahan datar yang sempit sehingga tidak dapat dipakai untuk mendirikan kemah atau tenda. POS 2 ke POS 3 Dari awal trekking pun rasanya belum menemukan bonus jalur landai, tapi tanjakan menuju POS 3 ini sudah makin gak karuan. Kemiringan sudah 60-80 derajat dipadukan dengan jalanan licin serta pohon tumbang membuat kaki sulit menemukan pijakan yang pas. Tidak jarang kami harus jongkok dan merangkak untuk menaklukan tanjakan demi tanjakan di jalur perlu 25 menit untuk kami sampai di POS 3. Sekitar pukul 0708 sampailah kami di POS 3 dengan ketinggian ± 1614 mdpl. POS 3 berupa lahan kosong yang tidak terlalu luas, paling tidak cukup menampung 2 tenda saja. POS 3 ke POS 4 Banyak orang bilang kalau jalur Legok Haji ini adalah jalur ngetrek. Maksudnya mungkin jalur cepat, jadi wajar kalau di sepanjang jalur akan berjumpa tanjakan terjal yang membuat jidat ketemu lutut dan hampir tidak ada jalur landainya. Sekilas jalurnya mirip jalur ke Gunung Salak, bedanya yang ini jarak tempuhnya lebih pendek. Soal kekejaman jalurnya, kayanya sama deh. Dari POS 3 ke POS 4 ini jalur masih berupa akar-akar tinggi yang perlu dipanjat. Ditambah selepas hujan malam hari menjadikan akar-akar tersebut semakin licin. Perlu setengah jam lebih atau ± 35 menit untuk menjinakan jalur dari POS 3 ke POS 4 ini. Padahal jaraknya hanya kurang dari 500 meter saja. Tapi ya karena itu tadi, treknya gak ada ampun. Akhirnya kamipun tiba di POS 4 sekitar pukul 0743 ketinggian ± 1800 mdpl. Di POS 4 ada lahan datar yang mungkin hanya cukup untuk 2 tenda saja. POS 4 ke Puncak Jika dihitung dari awal pendakian, kami sudah menghabiskan waktu sekitar 1jam 30menit sampai POS 4 ini. Sungguh waktu yang sangat singkat untuk sebuah pendakian. Tapi dengan trek yang begitu, membuat kami sudah cukup kelelahan. Segini tuh gak bawa beban loh. Apalagi kalau bawa carrier yang isinya baju hangat tebel, sleeping bag, tenda, air mineral 2 liter wkwk. Gak tau deh kuat atau engga. Mungkin perlu berjam-jam untuk sampai karena akan lebih banyak istirahatnya. Dari sini sudah bisa disimpulkan ya, meski ketinggiannya hanya 2000-an, tapi Burangrang sepertinya tidak cocok untuk pemula. Sayapun merasa bersalah sudah underestimate ke Burangrang. Padahal guys, gaboleh menilai gunung dari ketinggiannya ya. Hehe. Baca Juga Menikmati Sunrise di Gunung Patuha, Ciwidey, Bandung Trek menuju puncak ini tidak jauh berbeda. Beberapa meter sebelum sampai puncak kita akhirnya menemukan tanah landai. Disini kita sudah masuk batas vegetasi dimana sinar matahari tak lagi tertutup lebatnya hutan. Melihat kanan kiri, kita akan dimanjakan dengan melihat pemandangan Kota Bandung di Selatan dan Purwakarta di Utara dipadukan dengan perbukitan-perbukitan yang mengelilinginya. Namun tetap berhati-hati ya, karena kanan kiri jalur setapak ini adalah jurang yang menganga. Tahap terakhir kita harus melalui trek berbatu yang menanjak untuk akhirnya sampai ke Puncak Burangrang. Kami tiba di Puncak Burangrang sekitar pukul 0837. Artinya pendakian ini menghabiskan waktu total 2jam 20menit. Waktu yg normal namun lumayan cepat, karena pendakian Burangrang sendiri umumnya 3-4 jam. Puncak Gunung Burangrang ini hanya berupa tanah lapang seluas lapangan tenis yang ditandai sebuah tugu. Tak jauh dari tugu terdapat pula sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta. Batas wilayah Bandung dan Purwakarta Bergeser sedikit dari lokasi tugu, terdapat lahan datar yang lumayan luas yang umumnya digunakan para pendaki untuk mendirikan kemah. Paling tidak hanya cukup 15-20 tenda saja. Gak terlalu besar juga sih ya, kalau pengunjung banyak seperti di gunung-gunung lain dijamin engga akan muat. Tapi berhubung ke Burangrang ini masih terbilang jarang, jadi masih aman lah. Jika kebetulan sedang cerah, keindahan Situ Lembang yang konon Ranu Kumbolonya Jawa Barat bisa tampak jelas dari puncak Burangrang. Sayang saat itu cuaca berkabut sehingga hanya bisa menikmati tembok putih. Hehe. Pemandangan Situ Lembang dari Puncak Burangrang jika cerah Gambar Tidak banyak yang bisa dilakukan oleh saya yang hanya tektok ke Puncak Burangrang. Apalagi karena berkabut banget jadi gak bisa lihat pemandangan apa-apa. Akhirnya hanya istirahat duduk-duduk sambil membuka perbekalan. Meski begitu, gak terlalu kecewa banget sih, mungkin karena sudah dikasih tau saat ngobrol sama bapak penjaga di basecamp kalau puncak mungkin akan berkabut. Jadinya gak berekspektasi gimana-gimana. Nanti lain kali kita coba lagi deh ya, tapi gak tau kapan, mesti nyiapin mental dulu karena treknya cakep. Haha. Baca Juga Sunrise Point Cukul Bandung, Camping hingga Berburu Foto Instagramable Tidak berlama-lama kami di Puncak Burangrang, paling hanya 30 menitan. Selesai ngemil dan dirasa udah agak segeran, kami lanjut perjalanan turun. Ternyata perjalanan turun jaaaauh lebih sulit. Yang biasanya perjalanan turun gunung itu bisa lebih cepat, tidak berlaku saat itu. Menuruni akar-akar yang licin perlu extra hati-hati dan pelan-pelan, supaya ngga kepeleset. Perjalanan turun kami menghabiskan waktu sekitar 2 jam juga, hampir sama seperti saat naik. Saat turun bertemu dengan banyak pendaki yang hendak naik. Uniknya banyak sekali orang-orang yang sudah berumur yang naik kesana. Kebanyakan sih warga-warga lokal Bandung dan sekitarnya. Katanya sih cuma mau tektok alias pergi-pulang. Tapi salut banget deh sama semangat mereka. Pukul 1130 kami sudah sampai di lokasi camping ground. Tenda kami masih berdiri kokoh disana. Lanjut bersih-bersih dan masak-masak karena sudah laper banget sejak di jalan turun. Hehe. Curug Cipalasari, Air Terjun Kaki Gunung Burangrang Kalau masih cukup tenaga, setelah dari Puncak Burangrang kawan-kawan bisa mampir ke Curug Cipalasari. Lokasinya masih satu area nih, jadi bisa sekalian. Di lokasi camping ground terdapat 2 persimpangan jalan yaitu naik ke atas untuk Puncak Burangrang, dan jalan lurus untuk ke Curug Cipalasari. Dari persimpangan jalan tersebut cukup berjalan kaki sekitar 15 menit saja. Deket kan? Air Terjun yang sangat tinggi namun tidak terlalu deras. Cocok untuk penyegaran setelah naik turun gunung. Meski tidak bisa berenang, namun ada aliran air yang bisa digunakan untuk bermain air. Airnya dingin dan segar banget karena langsung dari mata air pegunungan. Air Terjun Cipalasari Mungkin segitu dulu ya ulasan dari saya mengenai Gunung Burangrang, si miniatur Gunung Salak. Untuk para pendaki pemula seperti saya, tolong jangan jadikan Burangrang sebagai gunung latihan. Haha. Tapi meski begitu jangan ciut dulu, kalian tetap bisa mendaki gunung ini dengan persiapan yang matang. Setidanya olahraga dulu dan memakai perlengkapan yang safety. Dan saran saya usahakan tidak datang di musim hujan, supaya jalur tidak licin dan bisa menikmati pemandangan yang cantik dari atas puncak. Semoga artikel ini bisa membantu bagi kalian yang sedang mencari informasi gunung burangrang terbaru. Selamat mendaki Gunung kecil tidak ramah pemula ini kawan-kawan~
TanjakanMentari adalah jalur yang popularitasnya mulai bersaing dengan Legok Haji. Basecamp Gunung Burangrang ini awal berada di Kelurahan Pasirlangu, Kecamatan Cisarua. Bentuknya hanya sebuah warung sederhana di ketinggian sekitar 1.300 mdpl. dan salah satu yang paling terkenal adalah rute pendakian ke puncak gunung ini via atau lewat

4 February 2020 0707 — Gunung Burangrang yang terletak di Cisarua, Bandung Utara, Jawa Barat merupakan salah satu destinasi wisata alam yang patut dikunjungi. Gunung dengan ketinggian meter di atas permukaan laut mdpl itu merupakan gunungapi yang sudah tidak aktif lagi. Untuk mendaki ke gunung ini, pendaki bisa melalui jalur pendakian, Pos Komando, Panheotan dan satu jalur favorit yaitu Legok Haji yang disebut sebagai jalur tercepat menuju ke puncak, di mana basecamp pendakian via Legok Haji berada di Desa Nyalindung dengan ketinggian mdpl. Pendaki bisa mendaftar dan menitipkan kendaraan pada warung makan yang dikelola warga sekitar dengan tarif Sementara untuk biaya tiket masuknya, kalian bisa membayar seikhlasnya atau tidak ada tarif khusus. Ketika mulai melakukan pendakian, kalian akan menemukan jalur persimpangan, di mana arah ke kanan menuju ke Curug Cipalasari, dan ke kiri menuju ke jalur pendakian. Adapun kontur jalur pendakian via Legok Haji ini berupa hutan pinus dan semak belukar serta vegetasi hutan padat berlumut. Gunung ini terbilang kurang ramah untuk pendaki pemula, pasalnya trek dari gunung ini terbilang cukup menantang. Disarankan ketika mendaki gunung ini menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek awal pendakian. Saat di puncaknya, kalian akan disuguhkan pemandangan Gunung Tangkuban Parahu. Di puncak ini juga kalian akan menemukan area kemping yang muat kurang lebih untuk 8 – 10 tenda, namun akses menuju ke area camp berupa kanan-kirinya jurang, jadi perlu berhati-hati. Adapun waktu pendakian menuju ke puncak, bisa dilakoni dengan waktu kurang lebih 3-5 jam, tergantung kondisi fisik dan mental pendaki. Dan untuk waktu tempuh turunnya bisa memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan, jadi gunung ini bisa untuk tek-tok atau kemping. Perlu diketahui, gunung ini memang belum terkelola dengan baik, oleh karenanya belum ada da pos peristirahatan resmi di sepanjang jalur Burangrang. Namun begitu, ada beberapa penunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tak tersesat. MC/RL Foto dok. Instagram/nurrizqi_28

GunungBurangrang terletak di daerah Bandung Barat. Jalur pendakian terdapat di Parongpong dan Purwakarta. Di pendakian ini, kami melewati jalur Legok Haji.K
Bandung Barat - Gunung Burangrang di Jabar begitu menarik buat didaki. Gunung dengan hutan yang rimbun ini pun seringkali menjadi lokasi latihan Perahu sudah terkenal sebagai destinasi wisata di sekitar Bandung, tapi tak demikian halnya dengan Burangrang. Meski bertetangga, Burangrang relatif kurang populer, termasuk sebagai kawasan yang diincar para pendaki ketinggian mdpl, Burangrang merupakan gunung api mati yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dengan Purwakarta. Gunung ini menjadi bagian dari rangkaian pegunungan purba seperti Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Bukit Tunggul yang terbentuk dari sisa letusan Gunung Sunda Purba zaman prasejarah yang membentuk cekungan mangkuk Bandung Raya. Jika didasarkan dari legenda turun menurun, perahu yang ditendang Sangkuriang konon berubah jadi Tangkuban Perahu. Nah Burangrang ini berasal dari sisa batang kayu yang dilempar oleh Sangkuriang yang marah karena gagal menikahi ibu kandungnya.Muhammad Idris/detikTravelHutan kedua gunung bertetangga ini saling sambung menyambung, menciptakan lembah luas, hutan yang masih perawan di antara kedua puncaknya. Hutan lebat di lereng Burangrang akan terlihat sangat jelas saat melewati Tol Cipulang selepas Padalarang atau setelah KM pekan lalu mencoba melakukan pendakian Burangrang via Legok Haji yang notabene merupakan jalur tercepat menuju puncak. Dua jalur lainnya yakni Pos Komando dan Panheotan di mana masing-masing jalur tersebut memiliki karakteristik yang sendiri seringkali dipakai untuk latihan perang maupun survival pasukan Kopassus. Jangan heran jika di tengah hutan belantara ini, kerap terdengar letusan senjata api dan bom yang bersahutan pada saat-saat tertentu.Muhammad Idris/detikTravelNah, di Legok Haji, jangan bayangkan pendakian Burangrang seperti destinasi pendakian pada umumnya. Jalur pendakian yang masuk kawasan Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua ini tak memiliki basecamp resmi. Selain itu, tak ada papan petunjuk resmi yang menunjukkan tempat pendakian. Sehingga pendaki harus bertanya kepada warga sekitar untuk pendakian ke puncak Burangrang di Legok Haji sebenarnya merupakan jalan yang biasa dipakai untuk trek motor trail ke hutan Perhutani. Pendaki bisa mendaftar dan menitipkan kendaraan pada warung makan yang dikelola warga sekitar dengan tarif Rp pinus dan semak belukar sepanjang 2 kilometer jadi etape pertama yang bisa dilahap pendaki sebagai pemanasan sebelum trek menanjak sesungguhnya. Jangan salah, meski tingginya hanya mdpl, Burangrang termasuk sebagai gunung yang kurang ramah untuk pemula. Sebaiknya pendaki menggunakan celana dan kaos panjang serta penutup kepala, lantaran banyak tanaman berduri tajam dan gatal di trek pendaki, butuh setidaknya sejam perjalanan mencapai vegetasi hutan padat berlumut selepas semak belukar yang sedikit menanjak. Lantaran belum terkelola dengan baik, tak ada pos peristirahatan resmi di sepanjang jalur Burangrang. Namun begitu, ada beberapa penunjuk arah ke puncak yang dipasang di beberapa persimpangan agar pendaki tak trek pertama, pendaki menemui jalur semakin menjadi-jadi. Sepanjang jalur Legok Haji merupakan trek menanjak dengan kemiringan 60-80 derajat. Jalanan licin serta pohon tumbang, membuat kaki sulit menemukan pijakan yang pas. Beberapa tanjakan bahkan terpaksa dilewati dengan jongkok maupun Gunung Burangrang Muhammad Idris/detikTravelSetelah menempuh perjalanan selama 3 jam, barulah pendaki bisa menemukan batas vegetasi di mana sinar matahari tak lagi tertutup lebatnya hutan. Sepanjang jalur menuju puncak ini, treknya terbilang landai. Mata sangat dimanjakan pemandangan Kota Bandung di selatan dan hiruk pikuk Purwakarta di sisi utara. Jika cuaca sedang baik, mata bisa menerabas jauh hingga Waduk Cirata di Barat jalan menuju puncak ini pula, jurang menganga bisa ditemui di kiri-kanan jalan setapak yang lebarnya tak sampai setengah meter. Selanjutnya, pendaki hanya perlu menaiki trek berbatu hingga ke puncak di puncak Burangrang Muhammad Idris/detikTravelPuncak Burangrang sendiri hanya berupa tanah lapang seluas lapangan badminton yang ditandai sebuah tugu berkelir putih merah dengan ketinggian 2 meter. Tak jauh dari tugu, terdapat pula sebuah prasasti penanda batas wilayah Bandung Barat dengan pendaki akan mendirikan tenda untuk menginap di tanah lapang tersebut. Saat cuaca tak berkabut, keindahan Situ Lembang bisa tampak jelas dari puncak batas wilayah Bandung Barat dengan Purwakarta Muhammad Idris/detikTravelCara ke sanaTak tersedia angkutan umum untuk mencapai di Desa Pasirlangu. Ada beberapa angkot yang melayani rute dari Kota Cimahi dan Bandung Barat menuju Sekolah Polisi Negara SPN, yang jadi pemberhentian paling dekat dengan Legok Haji. Salah satunya angkot yang menuju langsung ke Stasiun Cimahi. Dari SPN yang berdampingan dengan Pasar Cisarua ini, pendaki bisa menumpang mobil bak terbuka atau menyewa ojek di sekitar pasar menuju menggunakan kendaraan pribadi, bisa melewati ruas Jalan Raya Cimahi sebelum kemudian berbelok ke Jalan Kolonel Masturi. Sampai di SPN, pendaki tinggal masuk ke jalan pasar dan berbelok ke kanan mengikuti arah jalan menuju Pasirlangu. idr/krn
pesonagunung Burangrang tak kalah dengan gunung yang lain yang ada di indonesia. Disini anda bisa menikmati pemandangan yang indah yaitu disisi utara anda b eXgrc.
  • j8ve80ixak.pages.dev/397
  • j8ve80ixak.pages.dev/936
  • j8ve80ixak.pages.dev/802
  • j8ve80ixak.pages.dev/949
  • j8ve80ixak.pages.dev/937
  • j8ve80ixak.pages.dev/203
  • j8ve80ixak.pages.dev/200
  • j8ve80ixak.pages.dev/765
  • j8ve80ixak.pages.dev/183
  • j8ve80ixak.pages.dev/689
  • j8ve80ixak.pages.dev/409
  • j8ve80ixak.pages.dev/389
  • j8ve80ixak.pages.dev/69
  • j8ve80ixak.pages.dev/298
  • j8ve80ixak.pages.dev/466
  • gunung burangrang via legok haji