Perumpamaanyang diberikan ialah menyembunyikan makanan yang sedap untuk dirinya dan tidak mahu berkongsi dengan orang lain termasuk ahli keluarga atau suaminya. 6. Al-Syaddaqah : Banyak bercakap perkara yang sia-sia. Lidah punca ke Neraka, juga punca ke syurga. Latih anak-anak menggunakan bahasa yang sopan dan sedap didengar.
Dalam Islam, ada sunatullah bahwa dari suatu kebaikan akan lahir kebaikan yang lain. Aku ingat, aku pernah membaca buku Tadzkiratul Auliya’. Dalam buku itu, terdapat kisah seorang penyembah api berumur 90 tahun. Dalam keadaan hujan terus-menerus, dia menaruh biji-bijian di dekat gudang gandum untuk burung-burung. Ada seorang wali Allah berkata dari dekat, “Wahai laki-laki tua, apa yang kamu lakukan?” Dia menjawab, “Saudaraku, ada hujan terus-menerus dalam enam atau tujuh hari. Saya menaruh biji-bijian untuk burung-burung.” Wali Allah itu berkata, “Kamu melakukan perbuatan sia-sia. Kamu orang kafir. Kamu tidak akan mendapatkan ganjaran.” Laki-laki tua itu menjawab, “Saya pasti akan mendapatkan ganjarannya.” Selanjutnya wali Allah itu mengatakan bahwa ketika beliau pergi menunaikan ibadah haji, dari kejauhan melihat laki-laki tua itu sedang melaksanakan tawaf. Beliau terkejut dan heran melihatnya. Ketika beliau terus melangkah maju, maka laki-laki tua itu mendahului bertanya bahwa apakah kebaikannya memberikan biji-bijian untuk burung-burung itu sia-sia atau ada ganjarannya. Mari kita renungkan. Allah Ta’ala tidak mempertiadakan atau menghapuskan pahala untuk kebaikan orang kafir sekalipun. Lalu apakah mungkin, pahala untuk kebaikan orang Islam akan ditiadakan? Aku ingat pengalaman seorang sahabat Nabi. Dia bertanya kepada Rasulullah Muhammad saw., “Wahai Rasulullah, pada masa saya masih menjadi kafir, saya banyak memberikan sedekah. Apakah saya akan memperoleh pahalanya?” Rasulullah Muhammad saw. menjawab, “Sedekah itulah yang menyebabkan kamu menjadi orang Islam.” Kebaikan adalah batu loncatan, untuk naik menuju Islam dan Allah. Tetapi ingatlah, apakah kebaikan itu? Setan mencegat manusia di setiap jalan, dan menyesatkannya dari jalan kebenaran. Misalnya, pada malam hari, seseorang banyak memasak makanan untuk keluarganya. Pada pagi harinya masih ada sisanya yang sudah basi. Tepat pada waktu orang-orang dalam keluarga itu akan makan, di hadapan mereka telah tersaji bayak makanan yang baik dan enak. Belum sampai mereka mulai makan, tiba-tiba dari depan pintu terdengar suara pengemis yang meminta makanan. Salah seorang dari mereka mengatakan, “Berikan makanan yang basi itu pada pengemis.” Apakah itu kebaikan? Allah Ta’ala berfirman ?????????????? ?????????? ????? ??????? ??????????? ??? ????????? ??? ????????? “Dan mereka memberi makanan, karena cintanya kepada-Nya, kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan.” Al Insan, 768. Ketahuilah, makanan itu maksudnya makanan yang disukai, bukan makanan yang basi. Pendeknya, bila di meja makan tersedia makanan yang masih baru, hangat, dan lezat, hendaklah diambilkan dari itu untuk pengemis. Inilah kebaikan. Orang tidak bisa mengklaim telah melakukan kebaikan dengan memberikan barang yang rusak dan tak berguna. Allah berfirman ???? ?????????? ???????? ?????? ??????????? ?????? ??????????? “Kamu sekali-kali tidak dapat mencapai kebaikan ketulusan, kecuali jika kamu membelanjakan apa yang kamu cintai.” Ali Imran, 392. Bagaimana mungkin orang bisa sukses, jika tidak mau menanggung kesulitan dan tidak mau mengikhtiarkan kebaikan sejati? Apakah para sahabat nabi mencapai derajat yang mulia dengan cara gratis? Begitu besar biaya dan masalah yang harus ditanggung seseorang, hanya untuk memperoleh gelar duniawi. Lalu, apakah gelar Radhiyallaahu anhum semoga Allah meridhai mereka, yang menyenangkan dan menenangkan hati, dan sebagai tanda keridhaan Allah itu, diperoleh dengan mudah? Keridhaan Allah yang melahirkan kebahagiaan sejati tidak bisa dicapai, selama orang tidak menanggung kesulitan sementara. Allah tidak bisa dibohongi. Selamat untuk orang yang tidak menghiraukan kesulitan untuk memperoleh ridha Ilahi. Sebab, orang beriman akan menemukan cahaya kebahagiaan abadi setelah bisa mengatasi kesulitan sementara itu. Sentuhan Rohani oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad Disarikan dari Manzur Ilahi/Malfuzat Ahmadiyyah, jld. 2, hlm. 66-67. Navigasi pos
Makadari itu jauhilah sifat dengki dan takabbur agar setiap amalan kebaikan yang telah kita lakukan tidak menjadi sia-sia dan tidak menjadikan keburukan datang kepada kita. Karena sesungguhnya amalan yang sedikit tetapi dilakukan dengan ikhlas karena Allah.
KEBAIKAN tidak akan pernah sia-sia. Ada sebagian orang yang tetap bersikap baik kepada siapapun, dalam keadaan apapun, bahkan kepada orang yang telah menyakitinya. Ada sebagian orang yang bisa menahan amarahnya, dan menggantikannya dengan senyuman untuk melegakan hati. Ada sebagian orang yang senantiasa bersabar, dan pandai bersyukur, serta ikhlas menerima ketetapan Allah. Ada sebagian orang yang bisa menolong sesama, membantu melakukan hal-hal kecil yang ternyata kesannya sangat besar. Ada sebagian orang yang menjadi perantara rezeki bagi orang lain yang lebih memerlukan. Menjadi pengantar kebahagiaan. Menjadi penyebar inspirasi penuh manfaat. Menjadi penyebar semangat. Ketahuilah, kualitas seseorang dinilai dari perbuatannya. Baca Juga Kata Rasulullah Tentang Kebaikan dan Dosa Wajah yang elok, kekayaan yang berlimpah, dan jabatan tinggi tidak sedikit pun menambah kemuliaan seseorang di mata Allah, ketenangan hati seseorang juga bergantung pada amal perbuatannya. Karena itu, Allah memberi perhatian lebih pada perintah untuk berbuat baik. Bahkan, Allah mempunyai cara yang indah untuk memotivasi seseorang agar selalu berbuat baik. Sampai tak ada lagi alasan seseorang untuk tidak berbuat baik. Allah berfirman “Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” QS. Al-Qashas 77. Allah menggugah hati kita untuk berbuat baik dengan mengingat, bahwa setiap hari Allah selalu mencurahkan kebaikan untuk kita. Allah berfirman “Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu.” QS. Al-Baqarah 122. Sahabat Muslim, tidak ada kebaikan yang sia-sia, meskipun yang dilakukan sebesar biji sawi. Karena Allah Subhanahu wa taala Maha Melihat apa yang kita lakukan. Karena Dia tak pernah tidur dan mencatat kebaikan setiap manusia. Jadi, teruslah berbuat baik dan fokus pada seberapa banyak dan sering kebaikan yang dapat kita lakukan.[ind/ Sumber
Seseorangyang telah berbuat baik bisa saja dikhianati oleh orang yang pernah dibantunya. Hal-hal seperti ini biasanya akan membuat kecewa dan bukan tidak mungkin membuat seseorang jadi ragu untuk kembali berbuat baik. Nah agar kamu tidak down dan putus asa, berikut bukti bahwa sesungguhnya kebaikan yang kamu lakukan gak akan sia-sia:
Kebaikanseperti benih yang ditanam didalam tanah. Benih yang baik selalu akan menghasilkan tuaian yang baik.Please like, share and subcribe to our channel :

TidakAda Kejadian Yang Sia-Sia Di Dunia Ini #QuoteOfTheDay43 "Tidak ada kejadian hidup di dunia ini yang sia-sia, semuanya sudah benar adanya. Dan percayalah, semuanya pasti akan berlalu juga." Inilah Penyebab Kenapa Otak Anda Makin Lemot.. 5 hari yang lalu ANDRIE WHE. Kesaktian Outfit. 1 minggu yang lalu

Lantas bagaimana agar pengorbanan yang kita lakukan agar tidak sia-sia di hadapan Allah S.W.T.? Allah S.W.T. mengabarkan pada kita, barangsiapa berbuat kebaikan karena Allah S.W.T. tidak ada yang sia-sia karena setiap perbuatan Allah S.W.T. balas sepuluh kali lipat. Ibarat, kalau kita keluar ongkos ke majelis ilmu 30.000, maka Allah S.W.T

SedekahHaram Hukumnya. Setidaknya ada lima keadaan yang menyebabkan sedekah menjadi haram hukumnya. Sehingga, sebelum melakukannya harus memperhatikan kondisi tersebut. Hal ini dilakukan agar kita terhindar dari hal yang sia-sia dan dilarang. Pertama, saat diri sendiri sedang melarat. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW, mengeluarkan harta itu

39 "Saya mengagumi mereka yang berbuat baik dan tidak mengharapkan imbalan apa pun." - Roy T. Bennett. 40. "Tidak ada tindakan kebaikan, sekecil apa pun, yang sia-sia." - Aesop. Kata-kata quotes berbuat kebaikan, inspiratif. foto: Instagram/@aniekakurniarini. 41. "Jangan pernah kehilangan kesempatan untuk mengucapkan kata-kata yang baik."

Karenahal-hal kecil yang telah kita lakukan itu akan menjadi "bahan penilaian", baik semasa hidup di dunia dan lebih-lebih di akherat kelak. Yang jelas, sikap melucuti dan meremehkan hal-hal kecil dengan menganggap hal-hal besar sebagai satu-satunya yang menentukan kualitas hidup manusia, adalah sesuatu yang tidak baik dan tidak bijaksana.

K2sA.
  • j8ve80ixak.pages.dev/720
  • j8ve80ixak.pages.dev/128
  • j8ve80ixak.pages.dev/839
  • j8ve80ixak.pages.dev/387
  • j8ve80ixak.pages.dev/838
  • j8ve80ixak.pages.dev/131
  • j8ve80ixak.pages.dev/931
  • j8ve80ixak.pages.dev/176
  • j8ve80ixak.pages.dev/837
  • j8ve80ixak.pages.dev/54
  • j8ve80ixak.pages.dev/908
  • j8ve80ixak.pages.dev/68
  • j8ve80ixak.pages.dev/348
  • j8ve80ixak.pages.dev/147
  • j8ve80ixak.pages.dev/871
  • tidak ada kebaikan yang sia sia